Minggu, 28 Maret 2010

Kisah Kancil : Kerbau dan Ular

Pada suatu hari, ketika si Kerbau sedang pulang dari bekerja, dia melihat temannya si Ular yang kejatuhan pohon besar, karena baru saja tadi ada angin puting beliung yang melanda hutan tempat para binatang berlindung. SiUlar merintih kesakitan,"aduh..sakit, tolong ..tolong..,hai kerbau temanku.. tolong aku dong..!Si Kerbau berhenti lalu berpikir dalam hati,"wah..gimana ya?, nanti kalau ular ini aku tolong dan lepas dari himpitan pohon pasti aku akan dimangsa, karena ular ini terkenal sangat jahat.."."Ayo.. dong, kasihanilah aku, aku nggak bisa bergerak nih.., sakit semua tubuhku, tulangku rasanya mau remuk"..,kembali ular merintih minta tolong. Akhirnya Kerbau jadi nggak tega lalu ditolongnya si Ular, didorongnya pohon besar yang ada diatas tubuh ular itu dengan sekuat tenaga,"satu..dua..tiga..!!, pohon itu cuma bergeser sedikit, didorongnya lagi sambil berteriak,"Aku..bisa..!!, Akhirnya pohon tadi bisa terlempar ke samping dan si ular bisa lepas dari himpitan pohon.., "Sudah Lar, kamu sudah bebas, sekarang aku mau pulang" kata si kerbau sambil bersiap mau pulang. "Eiit.. sebentar dulu, aku belum selesai", kata si ular sambil melilitkan tubuhnya di leher kerbau. "Sudah satu minggu ini aku belum makan.., jadi maaf ya Bau, dengan terpaksa kamu akan kumangsa". "Lho..,Gimana to Lar, kamu ini sudah aku tolong.. tidak berterimakasih malah mau memangsa aku, sungguh terlalu..!!, Ujar kerbau dengan mata yang merah karena marah, dia merasa ditipu oleh Ular jahat tadi. "Ah..sudahlah jangan banyak omong..sekarang siap-siaplah menjadi mangsaku", kata Ular sambil menjulurkan kepalanya dekat leher kerbau siap untuk menggigit. Tapi sebelum ular sempat menggigit, terdengar suara si Kancil, "Hei..tunggu, ada apa ini?, kok kalian pada bertengkar", tanya si Kancil pada Ular dan Kerbau. Jawab Kerbau,"Begini lho Cil.. tadi ular ini kejatuhan pohon, terus minta tolong..lalu aku tolong, tapi dia nggak berterima kasih malah akan memangsa aku"."Bohong...Cil,..Kerbau bohong, masa aku bisa kejatuhan pohon, aku kan pintar!"Sahut Ular dengan sombong. Si Kancil yang tahu kalau ular ini memang jahat lalu punya ide untuk membebaskan kerbau dari ancaman ular."Begini saja..Ular dan Kerbau, biar aku bisa tahu siapa yang benar dan siapa yang bohong..maka sekarang lebih baik diulangi saja bagaimana kejadiannya" Kata si Kancil sambil menyuruh mereka untuk menunjukkan tempat kejadiannya. "Ular, posisi kamu tadi dimana?" tanya si Kancil pada Ular. "Disini..Cil", jawab Ular sambil turun dari punggung kerbau menuju tempat dimana dia tadi kejatuhan pohon. "Terus batang pohon tadi ada dimana letaknya?, tanya si Kancil lagi. "Ada diatas tubuh ular!"sahut si Kerbau cepat. "Oo di atas tubuh Ular, coba batang pohon itu kamu geser kembali sampai menindih tubuh ular" perintah si Kancil pada Kerbau. Lalu dengan sekuat tenaga Kerbau mendorong batang pohon tadi sampai akhirnya kembali menindih tubuh ular." Aduh..aduh gimana ini kok aku jadi terhimpit pohon lagi",jerit ular yang merasa kesakitan. Kemudian Kancil berkata lagi,"Ayo Kerbau kita pulang, biarkan ular yang tidak tahu terima kasih ini di sini sendirian..". Demikianlah akhirnya kejahatan ular bisa ditumpas dengan akal cerdik si Kancil.

Jumat, 26 Maret 2010

Kisah Kancil : Kancil dan Gajah

Pada suatu hari, ketika si Kancil sedang berjalan-jalan di tengah hutan, tiba-tiba awan gelap dan mendung menggantung pertanda akan turun hujan, si Kancil segera berlari pulang supaya tidak kehujanan. Karena kurang berhati-hati, si Kancil tidak melihat ada lobang besar di depannya dan karena sangat bersemangat berlari, akhirnya..Plungg...!!, si Kancil terperosok ke dalam lubang besar tadi, dan ternyata lumayan dalam sehingga si Kancil tidak bisa naik ke atas, alias terjebak didalam lubang..., si Kancil bingung.., bagaimana caranya keluar dari lubang. Ketika sedang berpikir, tiba-tiba dia mendengar suara langkah berat yang mendekat,"..Blug!..Blug!!.., ,"Ah itu pasti Si Gajah,..wah kebetulan nih, aku punya ide", pikir si Kancil dalam hati. Lalu dipanggilnya si Gajah, "Jah.., Gajahh..kamu mau kemana..?", teriak si Kancil dari dalam lubang. Si Gajah yang dipanggil lalu berhenti dan melongok ke dalam lubang, sambil bertanya dalam hati,"Siapa ya yang memanggilku..?, lalu si Gajah balik bertanya," Hei siapa itu yang ada di bawah sana.?.. "Aku.. Kancil..!, teriak Kancil. "Hei Kancil ngapain kamu ada di bawah sana..?" tanya si Gajah. "Weleh ..Jah, apa kamu gak tahu, kalau langit akan runtuh, makanya aku sembunyi di bawah sini." Jawab si Kancil. "Ah masak sih.."Si Gajah tampak bingung. "Kalau gak percaya, coba kamu lihat ke atas, pasti langit sudah dekat ke bumi."jawab Kancil. Tentu saja yang dimaksud si Kancil adalah awan hitam alias mendung yang kelihatannya seperti akan jatuh ke bawah. Lalu si Gajah mendongak ke atas dan dilihatnya banyak sekalai awan hitam di atas, gajah rupanya gak tahu kalau awan hitam itu adalah mendung yang akan menjadi hujan, dan rupanya si gajah percaya kalau langit akan runtuh. Lalu buru-buru dia berteriak kepada si Kancil, " Cil..Kancil, iya benar langitnya akan runtuh..aku ikut sembunyi ke bawah ya..Cil? " Ya boleh..boleh.., tapi jangan turun dulu", jawab Si Kancil. "Lha kenapa Cil..".tanya Gajah bingung. "Begini lho Jah,.. kalau kamu langsung turun aku pasti akan terinjak sama kamu,.. jadi aku akan keluar dulu, baru setelah itu kamu turun duluan.., kemudian aku menyusul" terang Si Kancil. "O begitu, lha sudah ayo kamu keluar..!, teriak gajah. " Ya..ya.. tapi tolong julurkan hidungmu, biar aku bisa keluar dengan bantuan hidungmu" teriak kancil dari bawah. Lalu si gajah menjulurkan belalainya dan langsung diraih oleh kancil, terus ditariknya kancil keluar dari lubang tadi. Sampai di atas Kancil bilang pada si Gajah.., "Oke Jah, sekarang kamu turun duluan". Gajah langsung melompat turun kedalam lubang tadi.. BLLUGG..!!, suaranya sangat keras. "Sudah Cil, sekarang silahkan kalau kamu mau menyusul"kata si Gajah. " Iya Jah.. tapi sebentar ya aku mau cari makanan dulu biar nanti tidak kelaparan di bawah sana. Jawab Kancil sambil berlari pulang. Tinggalah Gajah sendirian di dalam lubang ..dan setelah beberapa saat Kancil tidak muncul, barulah si Gajah sadar kalau dia baru saja ditipu oleh Kancil." Oh dasar Kancil.., awas ya nanti kalau ketemu akan aku balas" gerutu si Gajah dalam hati.

Rabu, 24 Maret 2010

Perjuangan Pohon Bambu

Pada suatu waktu aku merasa sangat jenuh dan bosan dengan kehidupan ini dan ingin berhenti dari semuanya, berhenti dari pekerjaan, hubungan, spiritual... dan berhenti untuk hidup.

Aku pergi ke tengah hutan dan ingin berbicara untuk yang terakhir kalinya dengan Sang Pencipta.

"Tuhan, mohon berikan saya satu alasan untuk tetap hidup dan berjuang?"

Ternyata jawaban Maha Pencipta yang Agung sangat mengejutkan....

"Lihat di sekelilingmu, apakah kamu melihat tanaman Semak dan pohon Bambu?

"Ya," jawabku.

Yang Maha Pencipta mulai bertutur:

"Saat aku menanam benih Semak dan Bambu, aku memelihara mereka dengan sangat baik dan hati-hati. Aku memberi mereka sinar matahari, menyirami dengan air seadil-adilnya. Tanaman Semak tumbuh dengan sangat cepat. Daun-daunnya yang hijau tumbuh rimbun sampai menutupi tanah disekelilingnya. Sedangkan benih Bambu belum memperlihatkan apapun.

Tetapi aku tidak menyerah dan tetap memelihara mereka dengan baik dan adil. Pada Tahun ke-2, tanaman Semak tumbuh makin subur, rimbun dan makin bertambah banyak. Tetapi, benih Bambu tetap belum memperlihatkan tanda-tanda pertumbuhan.

Pada tahun ke-3, benih Bambu masih sama seperti sebelumnya. Tetapi, tetap Aku tidak menyerah. Begitu juga dengan tahun ke-4 masih sama saja. Aku bertahan untuk tidak menyerah.

Kemudian, pada tahun ke-5, tunas kecil mulai muncul dari benih bambu. Jika dibandingkan dengan tanaman semak, tunas ini sangat kecil dan sepertinya tidak sebanding dengan tanaman semak.

Tetapi 6 bulan kemudian pohon Bambu tumbuh hingga mencapai ketinggian 100 kaki.
Ternyata Bambu menghabiskan waktu 5 tahun untuk menumbuhkan dan menguatkan akarnya. Akar-akar tersebut membuat Bambu menjadi sangat kuat sehingga kokoh menghadapi keadaan alam yang berubah-ubah. Bahkan pohon Bambu sangat berguna untuk kehidupan.

Aku tidak akan memberikan cobaan yang lebih berat dari kemampuannya kepada ciptaanku."

Aku terdiam. Menyimak baik-baik.

"Anakku, apakah kamu sadar, selama ini kamu telah berjuang dan memperkuat akar? Aku tidak menyerah saat menanam benih dan memelihara pohon Bambu, begitu juga denganmu. Jangan membandingkan dirimu dengan yang lain. Bambu mempunyai fungsi yang berbeda dengan Semak, tetapi tetap mereka membuat hutan menjadi indah. Waktumu akan tiba dan kamu akan tumbuh dengan tinggi."

"Tetapi, seberapa tinggi saya harus tumbuh?" tanyaku.

Maha Pencipta menjawab: "Seberapa tinggi pohon Bambu tumbuh?"

"Apakah setinggi kemampuan dan usahanya?" tanyaku lagi

"Benar Anakku. Berusahalah sebaik dan semaksimal mungkin."

Kemudian aku pergi meninggalkan hutan dengan membawa kisah ini. Aku harap kisah ini dapat membantumu melihat bahwa Tuhan tidak pernah menyerah untukmu.



Jangan pernah menyesali setiap hari dalam hidupmu. Hari-hari yang baik memberi kebahagiaan; hari-hari yang buruk memberi pengalaman tak ternilai; keduanya sangat berharga.

Kerbau dan Kambing

Seekor kerbau jantan berhasil lolos dari serangan seekor singa dengan cara memasuki sebuah gua dimana gua tersebut sering digunakan oleh kumpulan kambing sebagai tempat berteduh dan menginap saat malam tiba ataupun saat cuaca sedang memburuk. Saat itu hanya satu kambing jantan yang ada di dalam gua tersebut. Saat kerbau masuk kedalam gua, kambing jantan itu menundukkan kepalanya, berlari untuk menabrak kerbau tersebut dengan tanduknya agar kerbau jantan itu keluar dari gua dan dimangsa oleh sang Singa. Kerbau itu hanya tinggal diam melihat tingkah laku sang Kambing. Sedang diluar sana, sang Singa berkeliaran di muka gua mencari mangsanya.

Lalu sang kerbau berkata kepada sang kambing, "Jangan berpikir bahwa saya akan menyerah dan diam saja melihat tingkah lakumu yang pengecut karena saya merasa takut kepadamu. Saat singa itu pergi, saya akan memberi kamu pelajaran yang tidak akan pernah kamu lupakan."

Sangatlah jahat, mengambil keuntungan dari kemalangan orang lain.

Si Pelit

Seorang yang sangat pelit mengubur emasnya secara diam-diam di tempat yang dirahasiakannya di tamannya. Setiap hari dia pergi ke tempat dimana dia mengubur emasnya, menggalinya dan menghitungnya kembali satu-persatu untuk memastikan bahwa tidak ada emasnya yang hilang. Dia sangat sering melakukan hal itu sehingga seorang pencuri yang mengawasinya, dapat menebak apa yang disembunyikan oleh si Pelit itu dan suatu malam, dengan diam-diam pencuri itu menggali harta karun tersebut dan membawanya pergi.

Ketika si Pelit menyadari kehilangan hartanya, dia menjadi sangat sedih dan putus asa. Dia mengerang-erang sambil menarik-narik rambutnya.

Satu orang pengembara kebetulan lewat di tempat itu mendengarnya menangis dan bertanya apa saja yang terjadi.

"Emasku! oh.. emasku!" kata si Pelit, "seseorang telah merampok saya!"

"Emasmu! di dalam lubang itu? Mengapa kamu menyimpannya disana? Mengapa emas tersebut tidak kamu simpan di dalam rumah dimana kamu dapat dengan mudah mengambilnya saat kamu ingin membeli sesuatu?"

"Membeli sesuatu?" teriak si Pelit dengan marah. "Saya tidak akan membeli sesuatu dengan emas itu. Saya bahkan tidak pernah berpikir untuk berbelanja sesuatu dengan emas itu." teriaknya lagi dengan marah.

Pengembara itu kemudian mengambil sebuah batu besar dan melemparkannya ke dalam lubang harta karun yang telah kosong itu.

"Kalau begitu," katanya lagi, "tutup dan kuburkan batu itu, nilainya sama dengan hartamu yang telah hilang!"

Harta yang kita miliki sama nilainya dengan kegunaan harta tersebut.

Anjing dan Bayangannya

Seekor anjing yang mendapatkan sebuah tulang dari seseorang, berlari-lari pulang ke rumahnya secepat mungkin dengan senang hati. Ketika dia melewati sebuah jembatan yang sangat kecil, dia menunduk ke bawah dan melihat bayangan dirinya terpantul dari air di bawah jembatan itu. Anjing yang serakah ini mengira dirinya melihat seekor anjing lain membawa sebuah tulang yang lebih besar dari miliknya.

Bila saja dia berhenti untuk berpikir, dia akan tahu bahwa itu hanyalah bayangannya. Tetapi anjing itu tidak berpikir apa-apa dan malah menjatuhkan tulang yang dibawanya dan langsung melompat ke dalam sungai. Anjing serakah tersebut akhirnya dengan susah payah berenang menuju ke tepi sungai. Saat dia selamat tiba di tepi sungai, dia hanya bisa berdiri termenung dan sedih karena tulang yang di bawanya malah hilang, dia kemudian menyesali apa yang terjadi dan menyadari betapa bodohnya dirinya.

Sangatlah bodoh memiliki sifat yang serakah

Salam persahabatan

Hai, para sahabat..
Dalam ruang ini, saya akan mencoba menuliskan kembali, cerita-cerita dongeng yang pernah saya dengar sewaktu saya masih kecil,Ya.. dongeng klasik jaman dahulu yang selalu diceritakan orang tua saya saat menjelang tidur. Kisah tentang Si Kancil, binatang cerdik yang suka menipu teman-temannya dengan kecerdikannya, atau kisah tentang legenda Malin Kundang, Timun Mas dan lain-lain.
Dari pengalaman masa kecil itulah, saya bisa merasakan betapa berartinya sebuah dongeng yang dikisahkan oleh orang tua kepada saya, karena saya bisa mengartikan semua makna kehidupan dengan gampang dan tanpa terbebani oleh keterpaksaan untuk belajar.
Saya bisa tahu arti jujur, jahat, baik, menghargai orang lain, bohong,.. dan banyak lagi ajaran-ajaran yang diperlukan untuk menghadapi kehidupan ini dengan sangat rileks dan tertanam kuat dalam benak saya hingga saat ini, dimana saya sekarang telah menjadi orang tua, dan saya akan meniru cara orang tua saya dalam mendidik anak dengan kebiasaan mendongeng. Karena saya yakin, pasti setiap anak akan merasa senang dan nyaman jika sebelum tidur diberi pengantar tidur dengan dongeng-dongeng yang sederhana tapi berkwalitas.
Semoga kumpulan dongeng yang saya tulis disini bisa bermanfaat bagi para pembaca, terutama bagi orang tua yang ingin mendongeng bagi putra-putrinya.